JAKARTA: Persediaan minyak kelapa sawit di Malaysia diprediksi naik ke level tertinggi dalam 19 bulan pada Agustus, karena peningkatan produksi di musim panen. Hal ini membuat harga CPO berjangka merosot.
Menurut perkiraan tiga analis dan dua perusahaan perkebunan yang dirilis Bloomberg, persediaan minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) naik hingga 47% menjadi 2,07 juta metrik ton bulan lalu dari tahun sebelumnya. Jumlah ini merupakan level tertinggi sejak Desember 2009.
Dewan Minyak Sawit Malaysia menyebutkan pelonjakan stok dapat menekan harga CPO yang telah merosot 19% tahun ini, dan mengganggu pendapatan produsen termasuk perusahaan CPO Sime Darby Bhd, dan PT Astra Agro Lestari.
Sebelumnya, hasil produksi meningkat hingga 1,1% menjadi 1,77 juta ton pada Juli dari bulan sebelumnya. Sementara jumlah pengiriman naik 1,3% menjadi 1,6 juta ton.
"Persediaan harus terus berlanjut mengikuti pemulihan dalam produksi. Ekspor diperkirakan naik tipis, didorong oleh pra-musim tebar meriah," kata analis invetasi ECM Libra Capital Sdn Arhnue Tan, seperti dikutip Bloomberg.
Direktur Godrej International Ltd Dorab Mistry mengungkapkan harga minyak sawit dapat merosot ke level US$931 atau 2800 ringgit pada September sebagai akibat lonjakan hasil produksi. Cadangan Malaysia dapat mencapai rekor pada Desember dengan peningkatan output 2 juta ton hingga 19 ton pada 2011.
Kontrak CPO berjangka untuk pengiriman Oktober turun 1,6% ditutup pada harga 3051 ringgit per ton di Kuala Lumpur.
Ekspor CPO Malaysia naik 13% pada Juli lalu menjadi 1,63juta ton pada Juli, dari sebelumnya 1,44 juta ton pada Juni. Ekspor diperkirakan kembali meningkat menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri tahun ini.
Wan Mohd Zain Wan Ismail, Ketua Umum Asosiasi Pengolah Minyak Sawit Malaysia, menuturkan produksi Malaysia akan mencapai 18 juta ton tahun ini dan ekspor meningkat 1 juta ton menjadi 16,5 juta ton.
"Harga bisa saja turun menjadi 2.800 sampai 2.900 ringgit per ton dalam tiga bulan ke depan," ujarnya.
Produksi pada Agustus akan memuncak, karena para petani berupaya memanen sekeras mungkin sebelum meninggalkan pekerjaan untuk cuti hari raya. Menurutnya, sejauh ini tidak akan ada kekurangan stok dalam jumlah besar karena masih dalam puncak musim panen. (sut)
No comments:
Post a Comment